Cara ekstrem bebas utang,
menurut beberapa perencana keuangan, adalah dengan memotong kartu kredit
dan membuangnya ke tempat sampah. Namun sebenarnya, ada beberapa hal
sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko berutang yang
menjerat kehidupan:
1. Siapkan dana darurat (cadangan)
Dalam banyak kasus, bagi yang sudah berhasil menekan keinginan membeli barang konsumtif, ternyata bisa juga terjerat oleh utang. Dan, biasanya ini adalah utang yang sifatnya mendadak, misalnya utang berobat ke rumah sakit yang biayanya kadang mencekik. Untuk itu, sediakan dana cadangan secepat mungkin. Anjurannya, minimal Rp10 juta, selalu tersedia di brankas atau bank terdekat.
Kalau belum punya bagaimana? Segera cari barang yang sudah tak terpakai, jual! Masih kurang? Coba kumpulan uang receh yang biasanya kita geletakkan sembarangan. Dan, masih banyak cara lain yang intinya, dengan disiplin, pasti kita bisa mengumpulan uang sejumlah angka minimal yang dianjurkan itu.
2. Siapkan dana kebutuhan hidup darurat
Dana kebutuhan hidup darurat ini mirip dengan dana darurat. Yang membedakan ini ditujukan untuk “membayari” kebutuhan sehari-hari, jika terjadi kondisi di luar perkiraan, seperti berhenti dari kerja tiba-tiba. Besarnya simpanan yang dianjurkan adalah minimal tiga hingga enam bulan dari jumlah kebutuhan bulanan. Ini dianggap angka yang “aman” karena semasa tiga bulan, kita seharusnya sudah bisa mendapat uang rutin (baca: gaji atau penghasilan) yang kembali bisa menghidupi kita. Dengan punya dana semacam ini, kita akan terhindar kembali berutang untuk membayari ongkos hidup kita.
Dalam banyak kasus, bagi yang sudah berhasil menekan keinginan membeli barang konsumtif, ternyata bisa juga terjerat oleh utang. Dan, biasanya ini adalah utang yang sifatnya mendadak, misalnya utang berobat ke rumah sakit yang biayanya kadang mencekik. Untuk itu, sediakan dana cadangan secepat mungkin. Anjurannya, minimal Rp10 juta, selalu tersedia di brankas atau bank terdekat.
Kalau belum punya bagaimana? Segera cari barang yang sudah tak terpakai, jual! Masih kurang? Coba kumpulan uang receh yang biasanya kita geletakkan sembarangan. Dan, masih banyak cara lain yang intinya, dengan disiplin, pasti kita bisa mengumpulan uang sejumlah angka minimal yang dianjurkan itu.
2. Siapkan dana kebutuhan hidup darurat
Dana kebutuhan hidup darurat ini mirip dengan dana darurat. Yang membedakan ini ditujukan untuk “membayari” kebutuhan sehari-hari, jika terjadi kondisi di luar perkiraan, seperti berhenti dari kerja tiba-tiba. Besarnya simpanan yang dianjurkan adalah minimal tiga hingga enam bulan dari jumlah kebutuhan bulanan. Ini dianggap angka yang “aman” karena semasa tiga bulan, kita seharusnya sudah bisa mendapat uang rutin (baca: gaji atau penghasilan) yang kembali bisa menghidupi kita. Dengan punya dana semacam ini, kita akan terhindar kembali berutang untuk membayari ongkos hidup kita.
3. Susun skala pembayaran utang
Jika ada utang yang sifatnya kurang produktif, misalnya utang untuk membeli barang yang sifatnya tren, gadget, dan sejenisnya, segera prioritaskan untuk membayarnya. Jika memungkinkan, atur jadwal pembayaran masing-masing utang, sesuai dengan pemasukan yang kita terima. Namun jangan sampai mengganggu uang yang kita keluarkan untuk biaya kebutuhan sehari-hari (agar jangan muncul utang baru lagi). Segera lunasi jika memungkinkan dan jangan pernah terlambat membayar karena itu hanya akan makin membebani kita dengan bunga kredit.
4. Sisihkan minimal 10 persen untuk kebutuhan masa depan
Saat menerima penghasilan, segera sisihkan minimal 10 persen untuk disimpan atau diinvestasikan. Untuk jumlah ini, banyak perencana keuangan yang punya pandangan yang berbeda-beda. Namun, yang pasti, semua sepakat bahwa dari penghasilan harus selalu ada bagian yang disisihkan di depan—bukan sisanya—untuk disimpan atau diinvestasikan. Dengan cara ini, ke depan, apa pun bentuk simpanan itu, pasti bisa dimanfaatkan. Tentu, hasilnya bisa beda-beda setiap orang, tergantung di mana menyimpannya atau menginvestasikannya, termasuk berbeda pula risikonya.
5. Siapkan dana pendidikan
Jika mempunyai anak yang masih kecil, sudah saatnya kita memikirkan juga untuk masa depannya. Karena itu, sangat dianjurkan untuk memiliki simpanan yang diinvestasikan di depan untuk membayar pendidikan anak kita. Salah satu “investasi” yang bisa disiapkan untuk pendidikan adalah dengan menabung emas. Kenaikan harga emas—apalagi dengan “permainan” para pemburu dan spekulan emas—akan menjadikan emas bisa jadi instrumen investasi yang cukup aman untuk menyiapkan dana pendidikan anak di masa depan.
6. Siapkan dana kebutuhan membeli rumah
Rumah adalah kebutuhan pokok. Karena itu, pembelian rumah biasanya sangat memengaruhi tingkat pengeluaran. Apalagi, dengan kenaikan harga properti dari tahun ke tahun. Karena itu, jika ada uang lebih, segeralah sisihkan untuk membeli rumah, meski dengan mencicil sekali pun. Sebab, jika tidak segera, selain uang muka terus naik, jumlah cicilan pun akan terus ikut terkatrol. Jika memungkinkan, bayarlah rumah dengan uang muka yang lebih besar sehingga mengurangi angka cicilan. Dengan begitu, beban yang harus dipikirkan untuk membayar utang rumah bisa lebih ringan.
Selain cara di atas, cara paling sederhana dan ampuh sebenarnya adalah dengan tidak berutang. Kelakar? Bukan! Sebab, pada dasarnya, utang salah satunya biasa muncul karena ada keinginan yang tak sesuai dengan kemampuan. Jika kita sudah berhasil menekan hal itu, niscaya kita tak akan terjerat dengan utang yang tidak produktif.
PELUANG MENCARI SUMBER UANG TOP – GENERASI MUDA INDONESIA
Saatnya merasakan kedashyatan dari komunitas masa depan GMINDONESIA HEBAT
GMI adalah komunitas terbaru dengan system yang mirip dengan komunitas pendahulunya.
PRINSIP KOMUNITAS GENERASI MUDA INDONESIA (GMI)
Prinsip dasar Komunitas GMI adalah memberikan bantuan dengan ikhlas antar partisipan tanpa mengharapkan uang kembali.
Ketika Anda memberi bantuan ke partisipan lain dapat di pahamkan bahwa Anda membantu partisipan yang lebih awal bergabung demikian juga sebaliknya, Ketika Anda meminta bantuan ke partisipan lainnya Anda dapat di pahamkan Anda minta bantuan ke partisipan yang baru. dengan nilai perkembangan sebesar 1,5% selama 15 hari dari kepedulian komunitas ini.
Kerja Sama dengan
Ketika Anda memberi bantuan ke partisipan lain dapat di pahamkan bahwa Anda membantu partisipan yang lebih awal bergabung demikian juga sebaliknya, Ketika Anda meminta bantuan ke partisipan lainnya Anda dapat di pahamkan Anda minta bantuan ke partisipan yang baru. dengan nilai perkembangan sebesar 1,5% selama 15 hari dari kepedulian komunitas ini.
Kerja Sama dengan
PT. Athifa Almaira Indonesia (indodigit)
Jl. Kayumas, Pekanbaru, Riau
untuk Proses Deposit nya
Websitenya :